Pertemuan ASAYIRA

Di mulai dari ketidak sengajaan kita atas p'temuan kita di saat memasuki jenjang kelas 2 SMP. AsaYira, persahabatan 7 anak AGJ ( Anak Ga' Jelas) yang memiliki tingkah atau sikap yang nyebelin tetapi masih bisa diseimbangkan dengan kehebatan kita yang mudah bergaul dengan semua guru-guru ataupun warga sekolah. AsaYira terbentuk tepatnya bulan Juli tahun 2005 yang terdiri dari Areen, Sisi, Arsya, Yanda, Intan, Rara, & Ayda. Pertama bertemu dan bisa deket, itu semua karena pertama memasuki kelas yang sama dan kita menempati tempat duduk yang berdekatan. Mungkin satu sama lain dari kita sudah ada yang saling mengenal , seperti Ayda dan Yanda pernah bertemu di kelas 1, namun kedekatan itu baru dirasakan di kelas 2.
Yang memiliki peran terpenting dalam persahabatan ini adalan Arsya, bagi kita ia adalah sesosok ibu bagi geng kita. N' biasanya lebih suka memanggilnya MAMI. Intan yang memiliki kedewasaan tingkat tinggi (dewasanya disini suka mendengarkan sahabatnya curhat dan memberi solusi terbaik). Yanda si tomboy di genk kita, tapi masih bisa naksir qo' sama cowo'. Berarti masih wajar. Sisi yang selalu mengeluarkan kegilaannya n' selalu bikin rame kalo lagi ngumpul2. Kalo Ayda itu orangnya bisa ngikut sapa aja atau kadang kalo lagi ada kerenggangan di genk kita dia selalu bisa masuk n' tanpa memilih mana sahabat yang didahulukan. Nah, satu lagi Areen cewe yang so cute n' ga banyak ngomong. Tapi kalo udah deket kita2 dia masih bisa diajak bercanda walaupun t'kadang narsiz abiz. Dia adalah salah satu cewe yang paling disenangi setiap orang2 yang ada di kelas atau lingkup sekolah. Abiz, dia tuh orangnya ga neko2.
Dari tempat berkumpul n' suka gaul sana abang kantin (bang kumis), ampe nekat kabur dari sekolah cuma pengen jajan ke kantin. Pernah juga loh ketahuan kalo kita kabur ke Kantin,,, eh justru ketemu guru killer tapi untung bang kumis bantuin kita. Kita ngumpet di dalam ruang kantinnya bang Kumis.
Bersama mereka selalu merasa sangat berarti dan bersama merekalah, itu merupakan hal yang terindah. Janji kita, kebersamaan kita bahkan perpisahan itu yang membuat kita mengerti satu sama lain.

Untuk apa kita hidup dan mati, untuk apa selalu bersama kenangan dan untuk apa kita membangun cita-cita