Power Pemain Bulu Tangkis Indonesia VS China

Dilihat dari kekalahan yang terjadi tepat tanggal 14 dan 16 Mei kemarin, membuat Indonesia harus mengakui kekuatan pemain China baik Uber atau pun Thomas Cup. Cara permainan antara kedua negara ini memang patut diacungi jempol. Tanpa disadari kelemahan Indonesia dari tahun ke tahun tampak terlihat, tetapi tidak ada perubahan yang signifikan untuk mempelajari cara bermain yang lebih baik dari China.

Kita mungkin bertanya-tanya kapan kisah Pemain Bulu Tangkis Indonesia akan membawa kembali piala Thomas atau pun Uber ke Bumi Pertiwi ini.

Selanjutnya, dari cara bermain Indonesia dalam permainan kemarin saya akan membahas kelemahan-kelemahan yang harus dipelajari untuk 2 tahun berikutnya.

Pertama, strategi dalam smash silang jarang digunakan karena pemain Indonesia masih belum mengetahui dan kurang mempelajari jarak-jarak yang harus ditentukan agar tidak keluar dari garis bermain. Seperti dalam permainan Taufik Hidayat sangat terlihat, kekalahannya dalam final Thomas Cup kemarin adalah posisi menempatkan bola selalu melebihi garis lapangan lawan.

Kedua, kecepatan dalam permainan. Usahakan untuk tetap bermain cepat, karena yang saya lihat dari cara bermain China, mereka selalu mematikan pemain Indonesia dengan setiap set demi set yang semakin cepat.

Ketiga, belajar untuk tetap menjaga stamina dalam permainan ini. Karena kurangnya stamina membuat konsentrasi untuk mendapatkan nilai dari pemasukan bola semakin sulit. Begitu pun cara bermainnya, menjadi sangat lambat.

Saya berharap begitu pun seluruh bangsa Indonesia menginginkan kembali kisah legendaris Pembuluh Tangkis Indonesia sebagai Raja dan Ratu Buluh Tangkis Indonesia untuk Thomas dan Uber Cup selanjutnya.