antara Pria, Ayah dan Ibu...

Aku tetap ingin semuanya lebih baik dari sebelumnya, setelah memutuskan hubungan itu apa yg harus aku ingat. Nyatanya kebahagiaan itu tidak berpihak lagi kepadaku, aku hanya terlalu takut saat dia akan mengecewakanku. Sepertinya aku selalu tidak beruntung tentang perasaan yg kumiliki terhadap orang lain apa lagi seorang pria. Bagaimana bisa ini berjalan lancar, dari pertama menjalaninya saja dia sudah tidak tidak membuka diri dan bahkan tidak mau berkorban saat aku membutuhkannya. Entahlah, mungkin sama halnya dengan pikiranku yg membayangkan bagaimana bila aku dalam keadaan duka. Apakah mungkin ia tetap hadir menemaniku. Tuhan rasanya, engkau tidak berpihak lagi tentang perasaan ini. Pria pertama yg aku ajak untuk berkomitmen dengan pernikahan bahkan adalah orang yg menyakitiku. Orang yg bahkan tidak pernah aku bayangkan, akan berbicara itu. Mengatakan bahwa “rasa cintanya bahkan sudah mati”, rasanya aku ingin marah tetapi aku tidak memaksakan hubungan yg menyakitkan ini. Seorang pria kekanak-kanakan, bahkan keras kepala dan egoisnya masih sangat tinggi. Entah seberapa sering aku mengalah untuknya, tetapi ia tidak pernah menyadari bahwa aku sangat mengharapkan ia akan berubah lebih karena rasa sayangnya yg bukan hanya sekedar pembicaraan yg terdengar ditelingaku. Aku mencintainya, tetapi aku bahkan tidak ingin menggapainya. Pria terakhir yg menyakiti hatiku, dan ini kali terakhir kali tidak akan kubiarkan seorang pria yg bisa kupercayai ketika mereka suatu saat mengatakan hal yg sama.

Entah berapa sering aku harus mendengar dari banyak pria “aku menyukaimu”. Namun semua tidak ada yg bisa aku percayai. Sekalinya aku mempercayai omongannya justru ia tega melakukan itu terhadapku. Membuatku seperti orang bodoh dengan meyakini omongannya. Sekarang bahkan tidak seperti dahulu lagi, kemana pria yg benar-benar mencintaiku dengan tulus. Aku patah hati, tetapi kenyataannya seseorang itu biasa saja walau tanpaku. Bagaimana aku bisa menggapainya, kalau ternyata dia hanya ingin bermain-main dengan seorang wanita bodoh sepertiku.

Bagaimana bisa aku mempercayai setiap pria yg hadir dalam hidupku, bahkan rasanya aku ingin memutuskan untuk tidak pernah menikah seumur hidupku. Sampai sekarang bahkan aku hanya ingin mendapatkan rasa kasih sayang dari seorang ayah yg tidak pernah aku dapatkan seumur hidupku. Bahkan aku tidak pernah merasa dilindungi oleh seorang ayah, juga dipeluk atau hanya di usap di bagian kening kepalaku. Seorang ayah yg selalu mendengarkan cerita anaknya, juga memberikan nasihat untuk anaknya.

Atau adakah suatu saat nanti yg bisa memberikan semua itu padaku, pria yg selalu menemaniku di saat sakit. Memelukku karena sebuah kerinduan, yg bisa mengusap keningku di saat aku merasakan bahagia. Menjadi teman ceritaku di kala aku membutuhkan solusi baik dalam masalah atau masa depan. Adakah pria seperti itu suatu saat nanti. Kalau aku tidak akan pernah merasakan kasih sayang itu dari ayahku sendiri, aku hanya ingin suatu saat nanti ada pria seperti itu. Pria yg halal bagiku, untuk dapat ku kecup di saat aku merasa bahagia juga sedihku.

Bahkan di saat aku berumur 21 tahun, tetapi permintaan ini seperti anak kecil yg menginginkan seorang ayah.

Harusnya sudah cukup dewasa bahwa hal itu tidak mungkin. Memang kenyataan yg ada ibu adalah segala-galanya, membesarkanku bahkan membuatku bisa seperti ini. Seorang yg tetap mengajarkan aku kebaikan dimana pun bahkan kapan pun baik di saat aku merasa sulit atau pun tidak. Hal itu selalu tertanam, seorang ibu yg memberiku arti dari kesederhanaan, kejujuran, kasih sayang, pengorbanan, kerendahan hati, kepada siapapun, sekali pun orang yg menganggap kita buruk sekalipun hal itu harus tetap ditanamkan. Ibu yg tidak pernah menyerah atau pun putus asa, berusaha membesarkan anaknya dengan tenaganya sendiri. Ibu yg sejak aku dini mengajarkan dengan lembut tentang kemandirian, keberanian untuk mengatakan “ya” saya salah dan meminta maaf. Permintaan ibu yg sederhana yg selalu aku ingat adalah “kalian bertiga harus tetap akur, dan tidak boleh sering berantem. Harus bisa minta maaf dan memaafkan walaupun suatu saat nanti ada masalah di antara kalian bertiga”. Suatu harapan untuk aku dan kedua adikku. Seorang ibu yg tidak akan tenang dan tidak akan tinggal diam, sampai anak-anaknya benar-benar sukses.

Seorang ibu yg selalu menginginkan untuk tiada kebencian pada semua orang, termasuk pada ayahku sendiri.

Tuhan, aku menginginkan pria yg bisa menyayangi ibunya juga ibuku dengan tulus, seperti ia mencintai dan menyayangiku juga. Pria yg bisa mengajarkan aku kebaikan melebihi ibu. Seorang pria yg mensupport setiap harapanku, dan menyenangi apa yg aku lakukan, termasuk terhadap setiap anak-anak asuhku nanti, dukungan lebih untuk anak-anak panti. Bagaimanapun anak-anak adalah setengah dari impian yg harus terwujud, mensukseskan mereka. Pria yg tidak pernah memainkan perasaanku sampai aku benar-benar pergi untuk selamanya.

Adakah pria seperti itu Tuhan? Aku masih yakin bahwa sebuah kebaikan yg tertanam, akan tumbuh juga bukan?

Belajar nge-RT (retweet) di Twitter Kamu

Pertama tau twitter, pasti qt masih bisa kalo cuma follow unfollow, bikit tweet atau bahkan nge-reply.. Tapi untuk nge-RT pun masih agak susah2nya kalo ngga ngerti fungsinya..

Retweet fungsi dasarnya biasanya untuk mempublikasikan tweet teman (yg bisa jadi kata2 inpirasi), tetapi pemakaiannya yg semakin luas adalah mengkomentari status social managing dari teman2 yg sudah di follow..

Namun minimalisir karakter kata di twitter.com, dengan sebatas 140 kata maka fungsi retweet itu kurang dimanfaatkan (tidak berguna sama sekali) saat di pakai untuk komen balas komen. Hanya jika untuk publikasi suatu kalimat dari sebuat managing sosial saja, hal ini masih bisa dimanfaatkan..

Nah, karena retweet buat komen teman-teman kamu sulit. Bisa kamu pakai dengan aplikasi seperti di

- tweetwawa

- addictweet

atau yg sering digunakan

- tweedeck, aplikasinya bisa di download dan di taruh desktop OS kamu loh!!!

mudah bukan??!!!