kejam

Semua terasa kejam, semua seperti menusuk tepat di tengah dadaku. Satu persatu langkah kakiku untuk menuju ke sana terasa berat. Tak ada keseimbangan lagi. Setiap aku tertidur tak henti-hentinya pikiran ini menyala-nyala. Bukan terang seperti lampu ataupun seperti pelangi dan matahari. Tetapi ini seperti api, yang kian lama membuat hatiku terbakar dan rusak.

Anggapan kedewasaan yang mencela, yang seenaknya menganggap diriku tak dewasa. Tak pernah menganggap dirinya bahwa diapun belum dewasa. Orang yang dewasa adalah orang yang empati pada orang lain yang dizhalimi. Berpikir bijak dari sudut pandang kebenaran, bukan mementingkan dirinya agar semakin dikagumi orang lain. Itu cuma bikin aku semakin ingin muntah telah mengenalnya. Dikira dia ketua yang memang sudah dewasa. Bertindak sesuai dengan kedewasaan...