Kumpulan Buku Sejati

Mengingat diriku yang akan mendapat predikat kelulusan dari SMK tercinta (SMKN 22), membuatku memandang buku-buku pelajaran atau non pelajaran yang memenuhi lemari bukuku sejak SD sampai saat ini. Berharap mama tidak memintaku terus menerus untuk meloakkan buku-buku itu.

Rasanya hal khusus yang membuatku senang bila buku itu tetap berada di sudut ruang tidurku - di dalam lemariku. Kuperhatikan, satu per satu kukeluarkan dari lemari tua yang sudah ada di ruang tidur sejak SMP. Tampak buku-buku itu telah usang menorehkan masa tuanya yang berlama-lama di lemari yang tua juga.

Entah apa yang membuatku bertahan untuk tetap merawatnya, setidak-tidaknya aku masih mengharapkan buku-buku itu suatu saat nanti akan sangat diperlukan.

Terlihat buku-buku yang masih aktif memenuhi lemariku yaitu Matematika, dari buku terkecil yang sering kukantongi dan ku bawa-bawa di waktu aku masih kelas 4 SD, dan beberapa buku menghitung cepat dengan jari hingga perkalian ratusan milik adikku pun masih berada di sana. Buku Matematika SMP ku, soal-soal UAN SMP. Aku masih tertarik buku kecil tentang rumus integral cepat yang aku dapat dari tempat les kakakku dulu, masih termangu di sudut lemariku. Memang itulah yang paling usang. Khayalku hadir, buku itu menangis tak ingin tergusur dari lemariku. Menangis, memohon padaku agar ia tidak dibiarkan berada di kardus-kardus yang inginku loakkan ( sedikit terpaksa...).

Kedua, buku Bahasa Indonesia, dan lebih banyak milik kakakku yang tetap kusimpan. Kertas-kertas syair lama tetap aku taruh dilaci kecil yang berisi tumpukan kertas-kertas yang membuatku bingung mengapa mereka berada di sana. Sungguh bodoh, itu memanglah ulahku. Tak ingin membuangnya, atau masih memerlukannya. Buku peribahasa sejakku SD masih tersimpan rapih, dan memang jarang kusentuh.

Selanjutnya, masih ada beberapa buku catatan Fisikaku dari pertama aku memasuki kelas 1J di SMP 20. Sepertinya sampulnya sudah mulai rusak, teringat masa lalu melihat isi dalamnya. Mengingat guruku yang baik Ibu Farida dan Pak Sihite.

Sisanya adalah buku-buku religi tentang Islam dan masih sangat bagus, beberapa buku fiksi kesukaanku, dan beberapa buku catatan harianku, menempati kelas terbaik dalam lemariku.

Setelah aku bereskan dan pilah-pilih yang mana masih boleh menduduki jabatannya di lemariku dan yang mana yang harus kuberikan orang, dan sisanya buku-buku tulis dari masa SD hingga sekarang yang siap-siap aku loakkan.

Setidaknya sekarang terlihat lebih rapih dan tidak membosankan untuk dilihat. Tetapi tetap saja masih terlihat banyak, dan beberapanya merupakan buku berarti yang kudapat dari teman seperjuangan, dan keluargaku serta uang tabunganku.

Sekarang, sepertinya. Buku-buku dalam lemari itu adalah kumpulan buku sejatiku.

Cinta Bukan Hal yang Menyakitkan...

Mencoba memberi semangat pada diri sendiri, menatap ke langit malam dan mulai bereaksi menghitung bintang. Terlihat aneh dan bertanya-tanya, mengapa bintang bisa sangat banyak, dan mengapa hanya ada satu bulan.

Aku semakin ragu hatiku ini akan hancur atau berbunga-bunga, tetapi sepertinya makin tambah sakit saja. Menyudut di dalam kamar memandang cahaya remang-remang yang masuk dari jendela kamarku. Memang suasana malam makin mencekam, dengan message yang masuk dan tidak ingin ada kata2 yang semakin membuatku tertindas.

Semuanya telah berubah, aku sudah lebih tahu jawabannya. Sesungguhnya memang ada orang lain dalam hatimu. Tetapi saat itu aku tidak mati rasa, aku pun tidak akan menghancurkan seseorang yang aku cintai. Bagiku tak mengapa asal itu membuatnya bahagia.

"Lupakan aku"
"hapus semua tentangku"

oh my God, memangnya itu mudah dilakukan. Aku semakin terperosok dan tak ayal air mataku jatuh membasahi tempat tidurku. Malam semakin sunyi, hanya ada isakan dan sesenggukan yang membuatku semakin jatuh malam itu.

Berkata hati ini, bahwa tak mengapa seseorang itu mengecewakanku. Setidaknya, aku berusaha untuk tidak mengecewakan semua orang yang aku cintai. Selamanya aku hanya manusia biasa, yang bisa bertekuk lutut karena sebuah ketulusan.

Perlahan semuanya akan mengubahku, gaya hidupku, atau kisahku. Tetapi, kuyakin kepada semuanya ini hanya antara aku dan Tuhan. Boleh dikatakan bahwa ini kelemahan dibalik kekuatan.

Aku tak pernah menyesal telah mencintainya, tetapi aku bukan wanita bodoh yang terus gundah.

Apa pikirmu, aku akan mati ??
atau berpikir, aku hanya mengenal air mata selamanya ??
dan berpikir, bahwa aku tidak bisa tersenyum ???

Pikiranmu salah semua, yang pasti aku tetaplah seseorang yang paling mengerti akan CINTA.

Dunia terasa mati tanpa CINTA.. Karena dengan adanya CINTA, kita dapat melakukan dengan ketulusan, mampu berkorban, berusaha untuk lebih baik demi orang yang kita CINTAi.. Adanya tolong-menolong, kesabaran, kejujuran, semua kebaikan karena CINTA.. Yang pasti CINTA tidak untuk ditangisi dan dibenci, tetapi disyukuri.. Terima kasih CINTA..


Jadi kamu berpikir bahwa ini penyesalan, bukan..
kau salah besar..
masih ada langit di atas langit..
CINTA bukan diungkapkan hanya untuk seseorang saja, tetapi banyak orang..
Jadi intinya, aku tak pernah rusak hanya seseorang itu..