Kleptomania...

Istilah kleptomania berasal dari dua kata, klepto dan mania, di mana klepto berarti mencuri sedangkan mania bermakna sebuah kegemaran yang berlebihan. Di bawah ini dipaparkan beberapa hal tentang kleptomania:

=> Kleptomania masuk dalam kategori gangguan penguasaan diri, di mana tatkala hasrat mencuri muncul, maka tidak ada kesanggupan pada penderitanya untuk mencegahnya. Penderita kleptomania tidak merencanakan pencurian, ia bertindak atas dorongan sesaat saja.
=> Pencurian pada kleptomania dilakukan bukan karena kegunaan atau nilai yang terkandung pada benda curian. Biasanya barang curian itu diberikan kepada orang lain atau dibuang dan hanya dalam kasus tertentu, barang itu disimpan.
=> Sesaat sebelum melakukan pencurian, si individu merasakan ketegangan dan keresahan, sesudah pencurian, ia akan merasa lega dan puas.
=> Pencurian pada kleptomania dilakukan bukan sebagai ungkapan kemarahan dan balas dendam kepada pihak tertentu.
=> Penderita kleptomania menyadari bahwa perbuatannya salah dan acap kali merasa tertekan dan sedih namun ia tidak bisa menguasai dirinya tatkala hasrat itu muncul.

Penanganannya :

<=> Sebagaimana dengan masalah penguasaan diri lainnya, penderita kleptomania mesti mengakui perbuatannya secara terbuka. Segala sesuatu yang dirahasiakan akan memperkuat dorongan untuk melakukannya.
<=> Ia membutuhkan dorongan teman dan perlu membentuk tim pendukung; kepada merekalah ia mempertanggungjawabkan perbuatannya. Misalkan, sebelum ia pergi mengunjungi toko, ia harus menghubungi seorang teman dan memintanya mengecek setelah ia keluar dari toko.
<=> Ia harus mengakui ketidakmampuannya di hadapan Tuhan dan melihat masalah ini sebagai problem. Dengan kata lain, ia harus melawan keinginannya untuk menyangkali masalah. Ia mesti meminta pertolongan Tuhan setiap hari. Dengan kata lain, ia harus berjalan dengan Tuhan.

Menurut "Winamo" tentang klepto

klepto
<>Klepto ada yang menganggap adalah sebuah penyakit dan bukan penyakit. Itu adalah sebuah asumsi yang tentunya masing -masing memiliki Argumen.
<>Keduanya mulia, punya minat dan keperdulian untuk membantu permasalahanmu. Tapi tentunya salah satu dari mereka ada yang lebih benar.Silakan masing2 kita menilai sendiri-sendiri siapa itu yang lebih benar. Tidak terpulang kepada konsensus bersama, tetapi kepada hati masing masing.
<>orang klepto sih ga ngerasa dirinya sakit...cuma berbeda....sama aja kaya elu orang jawa ditengah bule, ato bule di tengah orang jawa....sakit kaga..tapi beda...ke psikolog pernah, hasilnya ia disuruh berubah...lho he? aneh deh...padahal setau gw biasanya psikolog dan psikiater ga bole menjuruskan kliennya....
<>kalo menurut gw mengenai klepto:>>>setau gue, klepto itu penyakit kejiwaan. Kalo udah parah, dia bisa ga sadar apa yg dilakukannya itu salah.Temen gue pernah kecolongan HP oleh temen sekelasnya. Besoknya dibawa pula ke sekolah & dipake tanpa mengubah nomor & casing-nya.. begitu ditegor "heh! Itu kan HP gue?!" tuh anak tanpa rasa bersalah & nada datar mengembalikan sambil bilang "Oh. Nih.." & hari itu jg mamanya si klepto nelpon untuk minta maaf lalu menjelaskan bhw anaknya emang punya penyakit klepto sampe di dompetnya ada kartu keterangan supaya kalo ada kejadian apa2 dia ga digebukin org.

Jadi, ga harus mesti dijauhi kalo ada di sekitarmu yang klepto. Dan kalo kamu yang klepto masih ada ko cara untuk mengobatinya, walaupun hasilnya belum sepenuhnya 100%.